Forum Pendidikan Tinggi Teknik Elektro Indonesia (FORTEI) pada Rabu hingga Jum’at (4-6/9/19) telah sukses melaksanakan Seminar Nasional Teknik Elektro (SNTE) X tahun 2019 dan Temu Nasional FORTEI 2019. Agenda diselenggarakan di Universitas Negeri Padang yang menjadi tuan rumah penyelenggara Seminar Nasional Teknik Elektro (SNTE) X tahun 2019 dan Temu Nasional FORTEI 2019. Kegiatan tersebut diikuti oleh sekitar 100 orang peserta yang hadir dari berbagai institusi di Indonesia yang tergabung menjadi anggota FORTEI. Pada hari pertama kegiatan, dilaksanakan Temu karya Nasional FORTEI XIII 2019 dengan mengangkat Tema”Meningkatkan Daya Saing Lulusan Teknik Elektro dalam Rangka Ketahanan Nasional di Era Teknologi Industri 4.0”. Sebelum memulai serangkaian acara, terlebih dahulu disampaikan laporan dari Ketua Panitia Seminar Nasional Teknik Elektro dan Temu Nasional FORTEI XIII Tahun 2019 oleh Bapak Drs. Hendri, M.T. yang memaparkan sekilas mengenai agenda yang akan dilaksanakan selama 3 hari kedepan dan juga Beliau mengucapkan terima kasih atas dukungan dari Rektor Universitas Negeri Padang, Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang, Ketua Jurusan, Pengurus DPP FORTEI, segenap panitia dan sponsor yang telah mendukung terselenggaranya Seminar Nasional Teknik Elektro (SNTE) X tahun 2019 dan Temu Nasional FORTEI 2019.
Agenda kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang Dr. Fahmi Rizal, MT dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini, “Atas nama Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang, saya juga ingin menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh anggota panitia, para dosen, mahasiswa serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, atas partisipasi mereka demi berhasilnya acara SNTE X dan TEMU KARYA FORTEI XIII 2019 ini “ ujar Dr. Fahmi Rizal , M.T. Sebagai tuan rumah penyelenggara, untuk mengawali serangkaian agenda tersebut Rektor Universitas Negeri (UNP) Prof. Ganefri Ph.D. juga memberikan sambutan sekaligus membuka Secara Resmi Seminar Nasional Teknik Elektro (SNTE) Ke-10. Prof. Ganefri, Ph.D dalam sambutannya mengatakan, harapan kedepan Seminar Nasional Teknik Elektro (SNTE) X dan Temu Karya Nasional Forum Pendidikan Tinggi Teknik Elektro Indonesia (FORTEI) XIII Tahun 2019 dapat menghasilkan gagasan yang mumpuni dan memberikan rekomendasi untuk pembuat kebijakan, guna peningkatan kompetensi dan lulusan Jurusan Teknik Elektro.
Temu Karya FORTEI XIII 2019 menghadirkan 4 narasumber yang dimoderatori oleh Drs. Hendri, M.T. Narasumber yang pertama adalah Dr. Eng. F. Danang Wijaya yang memaparkan tentang Instrumen Akreditasi program Studi (IAPS) 4.0 (9 Kriteria). Pada kesempatan tersebut dilakukan beberapa pembahasan yaitu tentang Perkembangan Pendidikan 4.0 dan Akreditasi Terkini, Penyusunan Laporan Kinerja Program Studi 4.0 dan Penyusunan Laporan Evaluasi Diri 4.0. Materi yang kedua disampaikan oleh narasumber yaitu Prof. Dr. Ir. Pekik Argo Dahono yang menyampaikan materi tentang Konektiviti Jawa Sumatera Asean (Super Grid). Narasumber selanjutnya adalah Ir. Arief Syaichu Rohman, M.Eng.Sc., Ph.D. yang memaparkan materi tentang Indonesian Accreditation Board For Engineering Education (IABEE), dan narasumber yang terakhir dalam agenda temu karya tersebut adalah Noor Akhmad Setiawan, Ph.D. yang menyampaikan materi mengenai Workshop International Conference Management IEEE Indonesia Section.
Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan Forum Musyawarah Nasional FORTEI Ke 13 yang di ikuti oleh 168 orang ketua Departemen/Prodi Jurusan Teknik Elektro dari berbagai PT di Indonesia. Sarjiya, S.T., M.T., Ph.D., IPU. selaku ketua umum FORTEI memaparkan beberapa hal tentang FORTEI yaitu mengenai struktur organisasi FORTEI saat ini, pembagian 9 wilayah regional FORTEI, program kerja, kegiatan FORTEI dan pembahasan mengenai sistem keanggotaan. Sarjiya, S.T., M.T., Ph.D. juga menyampaikan bahwa FORTEI saat ini sudah berbadan hukum sesuai dengan SK Menkumham RI No. AHU-0006219.AH.01.07.TAHUN 2019 Akta Notaris M. Yusuf Jauhari, S.H., M.Kn Nomer 11. Pada kesempatan tersebut, berlangsung pula diskusi mengenai sistem organisasi FORTEI yang berlangsung saat ini sehingga didapatkan beberapa saran dan usulan dari peserta untuk hal-hal yang diperlukan dalam perbaikan sistem yang ada di anggota FORTEI. Mengenai program kerja FORTEI, nantinya akan dilakukan pembahasan dengan membagi menjadi 4 komisi yang akan dilaksanakan di hari kedua.
Memasuki hari kedua pelaksanaan, dilangsungkan agenda seminar nasional dengan mengangkat tema “Ketahanan Energi Nasional: Peluang dan Tantangan di era Teknologi Industri 4.0”. Seminar nasional menghdirkan 4 keynote speaker yaitu Prof. Dr. Ir. Yanuarsyah Haroen yang menyampaikan materi tentang Penjenjangan Karir Akademik Dosen; Dr. Mustangimah dengan materi Penyelarasan Penelitian dan Pengembangan di Perguruan Tinggi sesuai Prioritas Riset Nasional; Ir. Tumiran, M.Eng., Ph.D. dengan materi New Paradigma “Kebijakan Energi Nasional (KEN) di Era Industri 4.0”; dan Bambang Dwiyanto yang memaparkan materi tentang Shifting Electricity Lifestyle. Keseluruhan penyampaian materi seminar dimoderatori oleh Drs. Hendri, M.T. Sesi selanjutnya di hari kedua dilangsungkan sesi paralel untuk setiap komisi. Peserta dibagi menjadi 4 komisi yaitu komisi jurnal, seminar, dan workshop; komisi akademik 1 (evaluasi minat prodi TE); komisi akademik 2 (kurikulum); dan komisi kerjasama. Hasil diskusi setiap komisi kemudian dipaparkan oleh PIC di setiap komisi dan didiskusikan dengan seluruh peserta. Di akhir sesi, kembali dilaksanakan musyawarah yang dipimpin oleh DPP FORTEI untuk menentukan lokasi pelaksanaan Musyawarah Nasional tahun depan. Terdapat 3 Institusi yang bersedia menawarkan diri menjadi tuan rumah pelaksanaan Munas selanjutnya yaitu Universitas Kristen Parahyangan Bandung, Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung, dan Universitas Mercubuana Jakarta. Setelah melalui tahap musyawarah diputuskan bahwa pelaksanaan Munas FORTEI tahun depan akan diselenggarakan di Kota Bandung dengan Institusi yang menjadi tuan rumah penyelenggara adalah Universitas Kristen Parahyangan berkolaborasi denga Universitas Islam negeri Sunan Gunung Djati.