Beberapa diantara kita, selaku pengelola program studi, barangkali pernah merasakan kondisi ini. Suatu kondisi yang tidak nyaman, manakala Program Studi kita termasuk minoritas di institusi kita. Program Studi dengan jumlah yang minimalis. Pihak manajemen seringkali memandang sebelah mata terhadap kita, terhadap kegiatan kita, apalagi usulan kita. Bahkan lebih tragis lagi kita dikatakan sebagai prodi yang belum BEP, prodi duafa, prodi yang masih harus disubsidi. Sungguh sakitnya tuh disini! Marilah kita amati, benarkah Teknik Elektro minoritas di Indonesia?
Berapa jumlah mahasiswa Teknik Elektro? Berdasarkan pusat data www.forlap.dikti.go.id per 13 Juni 2015, di Indonesia terdapat 515 program studi (prodi) Teknik Elektro semua jenjang D1 hingga S3, diantaranya:
– 315 prodi S1 (63.021 mhs)
– 148 prodi D3 (17.423 mhs)
– 25 prodi S2 (2.605 mhs)
Jumlah mahasiswa Teknik Elektro semua jenjang berkisar 100.000 orang untuk semua jenjang.
Kali ini kita hanya membahas strata S1, bukan berarti mengabaikan jenjang yang lain, tetapi semata mata karena untuk mempermudah ilustrasi karena prodi S1 merupakan komponen terbesar. Dari 315 prodi Teknik Elektro, terdapat 14% yang memiliki student body > 400. Hal ini berarti bahwa 44 prodi diantara 315 tersebut menerima mahasiswa baru paling sedikit 100 orang pertahun, dengan asumsi masa studi 4 tahun.
Jika batas student body dinaikkan 2x lipat, atau jumlah mahasiswa baru minimum 200 orang pertahun, maka jumlahnya tinggal 15 prodi atau 5% dari total S1 Teknik Elektro di seluruh Indonesia. Berikut perbandingan jumlah mahasiswa 3 prodi.
Teknik Elektro: 315 prodi S1, (63.021 mhs)
Teknik Mesin: 285 prodi S1, (71.863 mhs)
Informatika: 540 prodi S1, (277.866 mhs)
Jadi secara nasional rata-rata student body S1 Teknik Elektro 200 mahasiswa, Teknik Mesin 252 mahasiswa, dan Informatika 515 mahasiswa. Ternyata Teknik Elektro adalah yang bontot (paling kecil) dibanding saudara tuanya (Teknik Mesin), apalagi terhadap anak turunsnnya (Informatika).
Bagaimana minat siswa SMA masuk Teknik Elektro?
Minat siswa SMA/ SMK untuk masuk di Teknik Elektro masih cukup tinggi. Dari data rasio antara kuota tahun 2015 terhadap jumlah peminat Sbmptn 2014 sebagai berikut:
ITS – SURABAYA
Teknik Elektro 80/2330 = 3,4%
Teknik Mesin 100/2787 = 3,6%
UGM -YOGJAKARTA
Teknik Elektro 48/1483 = 3,2%
Teknik Mesin 60/2068 = 2,9%
UI – JAKARTA
Teknik Elektro 24/881 = 2,7%
Teknik Mesin 24/1152 = 2,1%
UNIVERSITAS BENGKULU
Teknik Elektro 18/231 = 7,8%
Informatika 12/1281 = 0,9%
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
Teknik Elektro 39/253 = 15,4%
Informasi 24/1462 = 1,6%
UNIVERSITAS HASANUDDIN – MAKASSAR
Teknik Elektro 21/1115 = 1,9%
Teknik Mesin 27/1012 = 2,7%
UNIVERSITAS CENDRAWASIH
Teknik Elektro 15/288 = 5,2%
Teknik Mesin 15/262 = 5,7%
Terlihat bahwa rasio kuota terhadap peminat di Sbmptn masih amat tinggi berkisar 1% – 5% hampir di seluruh wilayah Indonesia. Angka kompetitiveness Teknik Elektro masih setara dengan Teknik Mesin, tetapi masih lebih kompetitif Informatika.
Bagaimana meningkatkan jumlah mahasiswa Teknik Elektro?
Beberapa langkah yang bisa dilakukan antara lain:
1. Gerakan bersama-sama seluruh prodi Teknik Elektro Indonesia
– Menyakinkan siswa siswi SMA/SMK tentang prospek masa depan berkarir di bidang Teknik Elektro
– Menyesuaikan kurikulum dan mengeliminasi kesan bahwa kuliah di Teknik Elektro amat sulit
– Menyelenggarakan kegiatan yang terstruktur, terkoordinasi untuk lebih memperkenalkan Teknik Elektro di masyarakat
2. Gerakan peningkatan kualitas di institusi masing-masing:
– Meningkatkan akreditasi BAN PT maupun akreditasi internasional
– Meningkatkan branding prodi dengan cara memperoleh prestasi sebaik mungkin
– Memperkuat tim marketing untuk menarik minat siswa siswi agar mendaftar di prodi kita.
—o0o—