2010 – Surabaya

 

 

TEMU NASIONAL 9-10 Oktober 2010 di Kampus ITS – Surabaya

Panitia : Mochamad Ashari, Joko Susila, I Made Yulistya Negara

Koordinator mhs : Safirina Febriyanti, Anindito K.

snag-001

Hari pertama (Sabtu, 9 Oktober 2010)
Berdiskusi tentang masalah makro, yang terbagi dalam 3 sesi, yaitu:

  • Sesi 1 (pagi) tentang tantangan dan kesempatan pengembangan bidang energy Indonesia, dengan nara sumber dari Kamar Dagang Pusat (Bp Hari Subagyo), PT PLN (Bp Murtaqi Syamsuddin), Dirjen Energi baru Terbarukan Kementrian ESDM (Bp Luluk Sumiarso), Perguruan Tinggi (Bp Tumiran – UGM).
  • Sesi 2 (siang) tentang tantangan dan kesempatan pengembangan bidang Informasi Komunikasi Indonesia, dengan nara sumber dari PT. Indosat (Bp Teguh Prasetyo), PT Hutchison CP Telecommunications (Bp Sumartono), PT Riset Global (Bp Achmad Sariwijaya), dan PT. Jatim Watkoraya (Bp Tjoa Teng Hui).
  • Sesi 3 (sore) tentang sosialisasi borang baru oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN – PT) oleh Bp Yanuarsyah Haroen – ITB,
  • Kegiatan hari pertama selesai hingga pukul 20.00 WIB setelah gala dinner.

Hari kedua (Minggu, 10 Oktober 2010)
Berdiskusi tentang pendidikan Teknik Elektro Indonesia, yaitu tentang:

  • Sistem penjaminan mutu (Bp Tito Yuwono – UII)
  • Kurikulum/ standar kompetensi Teknik Elektro Indonesia (Bp Adi Soeprijanto – ITS)
  • Kegiatan hari kedua ditutup dengan City Tour menggunakan bis pariwisata mengunjungi 2 tempat utama, yaitu:
    – Gedung Gramedia Expo yang berada di pusat kota Surabaya. Disana sedang dilaksanakan International Electrical Engineering Expo (IEE Expo) oleh Jurusan Teknik Elektro ITS. IEE Expo berupa kompetisi tahap akhir Lomba Cipta Elektroteknik Nasional, Festival Game Teknologi Indonesia, dan pameran pendidikan/ industry yang terkait teknologi Elektro.
    – Jembatan Suramadu

RESUME

Murtaqi Syamsuddin – PT. PLN (Persero)

Direktur PLN Bapak Murtaqi Syamsuddin dalam paparannya menyebutkan bahwa bidang Energi Ketenagalistrikan di Indonesia masih akan terus berkembang karena beberapa kondisi yaitu:
Masih ada 35% penduduk Indonesia yang belum mendapatkan fasilitas listrik, atau rasio elektrifikasi baru mencapai 65%
Kebutuhan energi listrik yang terus meningkat, rata-rata 9% pertahun, masih belum dapat diimbangi oleh penyediaan energi listrik yang memadai. Saat ini kapasitas terpasang sebesar 30.000 MW
Meskipun telah diluncurkan program tahap 1 pembangunan 10.000 MW, dilanjutkan tahap 2 pembangunan 10.000 MW, daya tersebut akan habis dalam beberapa tahun kedepan.
Pengembangan infrastruktur lain seperti transmisi, interkoneksi seluruh sistem di Indonesia juga perlu diperhatikan.

Untuk mengimbangi program-program percepatan tersebut, maupun mengimbangi jumlah staff yang pension, dibutuhkan SDM dalam jumlah yang amat besar dalam beberapa tahun kedepan. Pemenuhan kebutuhan SDM tersebut tidak akan dilaksanakan dalam rentang waktu yang serentak, melainkan bertahap dalam beberapa tahun untuk mengantisipasi saat pension bersamaan dimasa mendatang. PT PLN telah melakukan beberapa upaya, diantaranya menjalin kerjasama dengan perguruan tinggi, misalnya berupa pemberian beasiswa, rekruitmen ke universitas, magang dan sebaginya.

 

Luuk Sumiarso – Kementerian ESDM

Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konvervasi Energi (EBT-KE) kementrian ESDM, Bapak Luluk Sumiarso, menyatakan bahwa diperlukan paradigma baru pengelolaan energy, yaitu lebih ramah lingkungan dengan berbasis Demand Side Management, meliputi

Kondisi Saat Ini:

  • Kebutuhan energi belum efisien
    Kebutuhan energi tersebut dipenuhi dengan energi fosil dengan biaya berapapun dan malah disubsidi
  • Energi terbarukan hanya sebagai alternatif
  • Sumber energi terbarukan yang tidak termanfaatkan adalah menyia‐nyiakan karunia Tuhan

Kondisi Masa Depan:

  • Efisienkan kebutuhan energi
  • Maksimalkan penyediaan dan pemanfaatan energi terbarukan, paling tidak dengan harga pada avoided fossil energy cost, bila perlu disubsidi
  • Energi fosil dipakai sebagai penyeimbang
  • Sumber energi fosil yang tidak termanfaatkan adalah sebagai warisan untuk anak‐cucu / diekspor

Dipaparkan pula tentang Visi 25/25, yaitu kontribusi energi baru dan terbarukan mencapai 25% dari total energi nasional pada tahun 2025. Energi fosil, yaitu batubara diproyeksikan menurun menjadi 32%, gas bumi 23% dan minyak bumi 20%.

.

.

Heru Subagyo – Kadin Indonesia

Perwakilan dari Kadin Pusat, Bapak Heru Subagyo, menegaskan pentingnya program Link and Matched antara dunia industri dan pendidikan. Lingkup tugas dan tanggung jawab seorang engineer bidang Teknik tenaga Listrik dipaparkan cukup mendetail oleh Bapak Heru.

.

.

 

Dr. Tumiran – UGM

Demikian pula paparan wakil Perguruan Tinggi, Bapak Dr Tumiran dari UGM, menegaskan tantangan dan hal-hal terkait penataan sistem energi di Indonesia yang perlu dikerjakan bersama antara pemerintah sebagai regulator, perguruan tinggi sebagai pemasok SDM dan kalangan industri.

.

.

.

 

Achmad Sariwijaya – PT. Teknologi Riset Global

Paparan pertama sesi ICT disampaikan oleh direktur PT. Teknologi Riset Global, Bapak Achmad Sariwijaya dengan judul Industri Broadband Wireless Access di Indonesia.

Diawali dengan keprihatinan bahwa:

 

  • Sebagian besar devisa melayang untuk belanja infrastruktur telekomunikasi nasional
  • Pertumbuhan infrastruktur telekomunikasi berbanding terbalik dengan pertumbuhan manufaktur dalam negeri
  • Industri Dalam Negeri hanya sebagai penonton dan peran pembantu

Maka jiwa entrepreneurnya tergerak untuk mengembangkan TRGWimax. Pasar dan peluang pengembangan terbuka lebar di Indonesia, sekaligus meningkatkan peran dan daya saing bangsa. Roadmap pengembangan TRG Wimax diharapkan pada tahun 2009 – 2012 telah mencapai:

  • Product development stage: Joint dev. dengan technology principal, Trial customer, Join development untuk mobile Wimax Development, untuk Switchable Wimax-LTE
  • Production stage: Mass Production dengan local manufacturer, dan Limited produc- tion untuk Mobile Wimax.

Peluang ini dapat dimanfaatkan bersama-sama antara kalangan industri dan perguruan tinggi yang mempersiapkan SDM.

.

.

TEGUH PRASETYO – PT. INDOSAT

Bapak Teguh Prasetyo MWP, group Head VAS Marketing PT. Indosat, menyajikan presentasi dengan judul Perkembangan Bisnis & SDM ICT di Indonesia. Perkembangan akses data internet di Indonesia naik lebih dari 300% dalam tahun terakhir. Kesempatan emas ini terbuka untuk pengembangan teknologi, manufaktur dan sumber daya manusia.

  • .
  • .
  • .

 

SUMARTONO – PT Hutchison CP Telecommunication
PT Hutchison CP Telecommunications diwakili oleh bapak M.C. Sumartono, Head of Inter-Carrier and Government Relations, memberikan paparan dengan judul ICT Workforces Challenges in the Era of Convergence. Di Era Convergence, akan terjadi peleburan bidang industri-industri Telecommunications, broadcasting, dan computing. Dibidang Telco Industry dan Broadcasting Industry, akan ditandai dengan konvergensi antara IP TV, digital cable TV maupun mobile TV. Untuk menunjang ICT workforce, akan terjadi merger fungsi dan saling mendukung antara ICT industry, perguruan tinggi maupun institusi sertifikasi / learning centre. Teknik Elektro yang terdiri dari beberapa bidang spesialisasi (elektronika, telekomunikasi dsb) akan semakin menyatu dengan Teknik Informatika. Beberapa universitas terkemuka dunia telah menyatakan 2 bidang tersebut dengan nama “Information and Telecommunication Technologies”. Dalam beberapa waktu kedepan, trend bidang ICT akan berfokus pada Content & Applications, dengan ciri utama:

  • Global Player is very strong.
  • Content Industry is creative intensive rather than capital intensive
  • Local Content for Local Market by Local Players
  • Local player (Indonesia) is now growing.
  • Most favorite contents for local markets: Infotainment, Quiz, Religion and Games

.

.

.

 

TJOA TENG HUI – PT. Jatim Watkoraya

Bapak Tjoa Teng Hui, CEO PT Jatim Watkoraya, dengan gayanya yang ceplas-ceplos mencoba mengajak semua peserta untuk sadar dan mengubah pola pikir dari kebiasaan sebelumnya yang secara tidak sadar telah tertanam dalam area bawah sadar. Contoh sederhana adalah keinginan para mahasiswa, dosen, maupun orang tua agar mereka/ anak didiknya bisa bekerja di perusahaan multi nasional apabila lulus dari perguruan tinggi. Apabila semua elemen mempunyai keinginan yang sama seperti ini, tahap berikutnya, siapa lagi yang peduli dan bersedia untuk berjuang mengembangkan industri milik bangsa sendiri? Demikian juga dengan produk alat-alat listrik di Indonesia, sangat jarang dijumpai merek “buatan Indonesia”, yang ada adalah sebagian besar merupakan lisensi perusahaan asing seperti Toshiba, Sharp, Sony dsb.

 

Scroll to Top